Mengenal Istilah-istilah dalam Dunia Perfilman – Syuting atau Shooting

Mengenal Istilah-istilah dalam Dunia Perfilman – Syuting atau Shooting

15/12/2022 How To Tips Trik Video Editing Video Shooting 0
JASA VIDEO SHOOTING PADANG

Hari ini Dunia Videografi atau perfilman semakin digemari dengan adanya Vlogging/Vlogger atau Youtuber, Tiktoker, Instagram, dan Platform Sosmed lainnya.

Seringkali penggemar hanya suka menikmati, tapi tidak semua suka dan peduli dengan hal-hal yang berkaitan dengan itu. Hanya tau menilai mengomentari ini bagus, itu jelek tanpa mengenal lebih dalam betapa tidak mudah membuatnya. Apalagi hal-hal yang berkaitan dengan perfilman itu sendiri, tidak mengenal lebih dalam istilah perfileman secara lebih detail.

Tidak salah sih, tapi alangkah lebih baiknya jika para editor atau vlogger itu terutamanya lebih mengenal dan memahami dunia perfilman walau cuma dasar-dasarnya atau secara basic-nya saja.

Ada beberapa istilah-istilah dalam pengambilan gambar yaitu :

a. Digitizer adalah perangkat yang berfungsi sebagai alat gambar yang hasilnya dapat langsung di tampilkan di monitor.

b. LCD; Liquit Cristal Display.

c. View Finder adalah lobang pengintai obyek yang akan di rekam.

d. Mikrophone/mike adalah alat untuk input suara/ audio.

e. Angle adalah sudut penempatan kamera pada saat mengambil gambar.

f. Framing adalah penentuan luas bidang pandangan untuk suatu obyek dengan latar belakang.

g. Pan adalah gerakan kamera secara horizontal ( ke samping )

h. Tilt adalah gerakan kamera secara vertikal ( ke atas )

i. Dolly adalah gerakan triport mendekati/ menjahui obyek.

j. Pedestal adalah alat yang digunakan untuk menempatkan kamera, sehingga kamera bisa bergerak naik dan turun.

Sudut pengambilan gambar atau kamera angle beberapa posisi yaitu :

Normal Angle : merupakan posisi kamera yang di tempatkan kira-kira setinggi mata subjek.
Hight Camera Angle : merupakan posisi kamera yang ditempatkan lebih tinggi diatas mata, sehingga kamera harus menunduk untuk mengambil subyeknya.
Low Camera Angle : merupakan posisi kamera yang ditempatkan di bawah ketinggian mata, sehingga kamera harus mendongak untuk merekam gambar subyek.
Bird Eye View : merupakan posisi kamera yang cara pengambilan gambarnya/ subyek dari atas.
Subjective Camera Angle : merupakan posisi kamera yang diletakkan di tempat seseoang karakter ( tokoh ) yang tidak nampak dalam layer dan mempertunjukkan suatu pandangan dari sudut pandang karakter tersebut.
Objective Camera Angle : adalah posisi kamera merekam peristiwa atau adegan seperti apa adanya ( tanpa sekenario/di buat-buat ).

Dasar-dasar Videografi

Bayangkan jika kita meanalogikan kamera sebagai pencerita, hal yang langsung menyentuh, menghubungkan antara dunia film dan penonton, pasti kita tidak ingin sang pencerita tampil dengan keseadaan.

Sang pencerita haruslah menarik, tidak membosankan, tidak statis dan tidak kaku. Itulah alasan mengapa Videografi, ilmu yang mempelajari tata cara pengambilan gambar dibutuhkan.

Video yang menarik, haruslah memenuhi beberapa syarat. Syarat – syarat itu di rangkum dalam Videografi. Tidak jauh berbeda dengan Photografi.

Pemahaman penggunaan kamera, dan teknik pengambilan gambar saling terikat dengan teknik Fotografi, namun hal yang membedakan keduannya adalah, Videografi merupakan teknik pengambilan Gambar yang bergerak, lebih dari satu single gambar.

Maka dari itu ada beberapa hal yang ditambahkan dalam Videografi, seperti teknik menggerakan kamera untuk menciptakan rasa tertentu, tidak hanya Framing dan angle. Berikut adalah hal – hal yang harus dipahami dalam dunia Videografi.

A. Sudut Pandang (Angle)

Tidaklah berbeda dengan Photografi, namun ada 2 hal yang harus ditambahkan dalam Videografi yaitu Subjective Camera Angle dan Objective Camera Angle. Pada Subjective Camera Angle Kamera diletakkan di tempat seorang karakter (tokoh) yang tidak Nampak dalam layar dan mempertunjukkan pada penonton suatu pandangan dari sudut pandang karakter tersebut. Sedangkan Objective Camera Angle Kamera merekam peristiwa atau adegan seperti apa adanya.

B. Bidang Pandang / Framing

Sama halnya dengan Framing pada Photografi, Semua bidang pandang pada Videografi bertolak dari bidang pandang Photografi, mulai dari ELS (Extreme Long Shot) hingga ECU (Extreme Close Up).

C. Hukum Sepertiga (The Rule of Third)

Begitupun pada hal ini, prinsip Photografi masih digunakan dalam Videografi.

D. Pergerakan Kamera

Suatu hal yang membedakan Photografi dengan Videografi, Videografi menghasilkan gambar yang bergerak, maka dari itu, pergerakan kamera haruslah tersusun rapih, guna menghasilkan Video yang menarik. Berikut adalah istilah – istilah pergerakan dalam Kamera :

Pan, Panning

Pan adalah gerakan kamera secara horizontal (mendatar) dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Pan right (kamera bergerak memutar ke kanan)dan Pan left (kamera bergerak memutar ke kiri) Gerakan pan biasanya dilakukan untuk mengikuti subyek ( orang yang sedang berjalan), mempertunjukkan suatu pandangan yang lebih luas secara menyeluruh.

Jangan melakukan panning tanpa maksud tertentu. Seblum melakukan panning hendaknya terlebih dahulu menentukan titik awal dan titik akhir dari shot (adegan) yang akan direkam. Apabila kita merekam adegan gerak seseorang yang sedang berjalan, berilah ruang kosong yang lebih longgar di depannya. Ruang kosong ini dinamakan leading space.

Tilt, Tilting

Tilting adalah gerakkan kamera secara vertical,mendongak dari bawah keatas atau sebaliknya. Tilt up : mendongak ke atas dan Tilt down : menunduk ke bawah Gerakan tilt dilakukan untuk mengikuti gerakan obyek, untuk menciptakan efek dramatis, mempertajam situasi. Gerakan tilt ini sebaiknya ditentukan terlebih dahulu titik awal dan titik akhir shot.

Dolly, Track

Dolly atau track adalah gerakan di atas tripot atau dolly mendekati atau menjauhi subyek. Dolly in : mendekati subyek dan Dolly out: menjauhi subyek.

Pedestal

Pedestal adalah gerakankamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan. Sekarang ini banyak digunakan Porta-Jip Traveller. Pedestal up : kamera dinaikkan dan Pedestal down : kamera diturunkan. Degan menggunakan teknik pedestal up/down kita bisa menghasilkan perubahan perspektif visual dari adegan.

Crab

Gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan subyek yang sedang berjalan. Crab left (bergerak ke kiri) dan Crab right ( bergerak ke kanan).

Crane

Crane adalah gerakkan kamera di atas katrol naik turun.

Arc

Gerakkan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya disebut Arc.

Zoom

Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi obyek secara optic, dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebar atau sebaliknya. Zoom in : mendekatkan obyek dari long shot ke close up dan Zoom out : menjauhkan obyek dari close up ke long shot.

E. Hal yang harus dihindari

Berikut adalah hal – hal yang kalian harus hindari dalam merekam gambar, dan beberapa kesalahan pada videografer pemula, materi ini diambil dari Minda.TV

Merekam Gempa Bumi dan Pentas Dangdut

Gempa bumi tidak setiap saat terjadi. Namun, setiap peristiwa atau adegan yang direkam seolah-olah selalu berlangsung pada saat terjadi gempa bumi. Atau seolah terjadi di seputar pentas dangdut. Semua serba goyang, termasuk videografernya.

Gambar-gambar yang selalu bergoyang, tidak stabil, terkadang tidak fokus dan cenderung acak-acakan.

Ini adalah bentuk kesalahan mendasar dan kebiasaan merekam tanpa rencana, sehingga merekam apa saja yang ada di depan kamera, namun tidak jelas apa yang menjadi subyeknya. Bahkan mungkin si videografer sendiri tidak tahu apa yang direkamnya.

Merekam Sambil Jogging

Kebiasaan merekam video sambil berjalan, jika tidak dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan kebutuhan, umumnya akan menghasilkan rekaman video yang tidak nyaman untuk dinikmati.

Subyek seolah memantul naik turun, disertai goyangan tak beraturan. Merekam gambar dengan pergerakan seperti ini sebetulnya sangat menarik dan memberikan efek dramatis. Syaratnya, stabilitas pergerakan horizontal harus lebih diutamakan sambil sebisa mungkin meminimalisir pergerakan vertikal.

Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dan Shooting

Meski sama-sama dilakukan dengan cara membidik, merekam video berbeda dengan menembak. Menempatkan subyek tepat di tengah-tengah bingkai gambar (frame) akan sangat bagus dan tepat sasaran pada saat Anda menembak dengan senapan.

Tetapi dalam hal videografi, ini adalah cara pengambilan gambar yang tidak diajurkan, karena hasilnya akan cenderung membosankan. Ini adalah salah satu kesalahan mendasar dalam hal pembingkaian (framing) dan komposisi.

Mengikat Diri di Tiang Bendera

Kebiasaan merekam video dengan berdiri terpaku di satu titik, tanpa berpindah posisi, seolah merekam di tengah upacara, dalam kondisi terikat di tiang bendera.

Ini akan menciptakan gambar-gambar yang statis dan monoton, karena tidak menawarkan variasi sudut pandang atau komposisi lain yang mungkin jauh lebih menarik.

Juga kebiasaan hanya merekam sebatas level pandangan mata (standing eye level), meski sebetulnya akan lebih menarik jika suatu subyek diambil dari sudut alternatif (high angle atau low angle).

Bukan sebuah kesalahan fatal, namun sekali lagi cenderung membosankan. Ini adalah contoh kebiasaan salah yang berkaitan dengan sudut pengambilan gambar (angle).

Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dan Menyetrika

Zoom adalah fasilitas dasar yang sangat membantu dan memudahkan dalam pengoperasian kamera video. Dengan zooming, kita bisa mendekati subyek (tele) atau menjauhi obyek (wide) tanpa harus berpindah tempat.

Namun penggunaan fungsi zoom yang berlebihan dan dengan cara yang tidak semestinya, akan menghasilkan rekaman video yang tidak nyaman ditonton.

Subyek tiba-tiba mendekat, lalu menjauh, lalu mendekat lagi. Maju, mundur, maju lagi, mundur lagi, persis seperti setrika.

Ini adalah contoh kesalahan penggunaan fasilitas kamera.

Merekam Video di Zebra Cross

Bayangkan seseorang yang akan menyeberang jalan di zebra cross. Tengok kanan, tengok kiri. Merasa belum yakin, tengok kanan lagi, tengok kiri lagi.

Bahkan setelah berjalan di zebra cross pun orang masih melakukannya untuk memastikan apakah jalan benar-benar aman.

Tengok kanan kiri adalah kebiasaan bagus jika seseorang akan menyeberang jalan raya.

Tapi merekam video dengan cara serupa, tidak akan menghasilkan rekaman yang menarik untuk ditonton.

Terlalu banyak panning dalam satu shot ( satu ambilan gambar dalam satu rekaman), baik ke kiri ke kanan atau ke atas ke bawah (tilt) adalah contoh kebiasaan buruk dalam merekam gambar.

Terlebih jika digabungkan dengan zoom in dan / atau zoom out. Sebuah contoh kesalahan dalam pergerakan kamera (camera movement).

Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dengan Memotret

Berbeda dengan kamera foto yang merekam sebuah momen, kamera video merekam sebuah proses dinamis atau aksi (action), sehingga menghasilkan gambar bergerak (dan bersuara).

Kebiasaan mengabadikan sebuah momen pada saat memotret, acapkali terbawa pada saat mempergunakan kamera video.

Hasilnya adalah hasil rekaman video dengan durasi yang terlalu pendek dalam setiap shot (satu ambilan gambar dalam satu rekaman).

Shot yang terlalu pendek tidak nyaman untuk dinikmati, karena tidak memberikan waktu yang cukup bagi penonton untuk memahami detil subyek yang ditampilkan.

Shot yang terlalu pendek juga akan menimbulkan kesulitan dalam proses pasca produksi (editing).

Merekam Tokoh Misterius

Menempatkan subyek penting (umumnya manusia) pada bagian depan dengan latar belakang yang lebih kuat pencahayaannya.

Kebiasaan atau ketidaksadaran dengan situasi backlight seperti ini (dan tidak segera melakukan antisipasi), akan menciptakan siluet dan sosok-sosok misterius.

Rekaman video yang terlalu sering atau terlalu lama dalam kondisi backlight, sudah pasti tidak akan nyaman ditonton dan kehilangan kesan profesional. Sebuah contoh kesalahan umum dalam hal pencahayaan (lighting).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *